Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis, Manfaat dan Efek Samping Imunisasi Pada Bayi 0-12 Bulan

Imunisasi 0 sampai 12 bulan

Usia 0 sampai 5 tahun merupakan masa emas tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk memperhatikan asupan nutrisi dan pola hidup yang baik agar pertumbuhan anak tidak terganggu.

Walau terbilang cukup aman Imunisasi sendiri sedikit banyak ditentang oleh para orangtua, namun menurut saya pribadi menjadikan imunisasi ini sebagai niat atau salah satu ikhtiar para orangtua agar anak tidak 
mudah terserang penyakit seperti Hepatitis, tuberkolosis, difteri, tetanus,pertusis atau batuk rejan yang mudah menyerang anak diusia balita yang akan mengganggu tumbuh kembang sang anak tentu akan sangatlah bijak bagi anak, karena pemberian imunisasi sendiri akan memberikan kekebalan bagi tubuh sang anak sehingga tidak mudah tertulari dan terinfeksi berbagai penyakit yang dibawa oleh berbagai virus dan bakteri.

Jenis Vaksin Bayi usia 0 - 12 Bulan

Adapun jenis imunisasi pada bayi berusia 0 sampai 12 bulan yang direkomendasikan bahkan ada yang wajib oleh pemerintah dan bersifat gratis yaitu vaksin BCG, DPT, Polio dan Campak. Semua vaksin atau imunisasi dasar ini dapat diperoleh salah satunya di Posyandu

Pada postingan kali ini saya hanya akan membahas mengenai vaksin jenis BCG dan PDT sedangkan vaksin jenis Polio dan Campak akan saya bahas pada postingan berikutnya karena kalau membahas semuanya sekaligus artikelnya akan sangat panjang, yang ada teman-teman akan bosan membacanya.    

Vaksin BCG 

Imunisasi 0 sampai 12 bulan

Kepanjangan BCG yaitu Bacillus Calmette-Guerin, vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit tuberkulosis alias TB pada bayi.

Tuberkulosis adalah penyakit serius yang menyerang paru-paru dan radang tulang, sendi hingga ginjal. 
pada kasus yang parah, tb juga bisa menyebabkan meningitis.  

Vaksin BCG berupa vaksin dari bakteri Mycrobacterium bovis yang dilemahkan. Memasukkan bakteri yang dilemahkan ini ke dalam tubuh dapat merangsang sistem imun untuk melindungi tubuh dari penyakit tuberkulosis dan efektivitas vaksin ini mencapai 70% hingga 80% untuk mencegah berbagai jenis TB, misalnya TB Meningitis. 

Vaksin DPT 

Kepanjangan DPT yaitu Difteri, Pertusis dan Tetanus yang merupakan nama lain bermacam penyakit dan imunisai ini sebaiknya diberikan pada anak sebelum anak menginjak usia 1 tahun. 

Difteri merupakan Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang mudah menyebar melalui batuk, bersin, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi (misalnya mainan).

Setelah terpapar bakteri, anak bisa mengalami gejala khas difteri yang berupa selaput putih keabuan pada pangkal tenggorokan. Selain munculnya selaput, masalah pernapasan, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam juga bisa mendera anak-anak yang terkena difteri.

Jika difteri tidak ditangani dan bakteri penyebabnya kemudian memasuki aliran darah, kerusakan jantung, ginjal, dan saraf bisa dialami oleh penderita.

Pertusis / batuk rejan disebabkan oleh bakteri yang dapat membuat saluran pernapasan membengkak. 
Sama seperti difteri, penyakit ini juga menular melalui percikan air di udara ketika penderita batuk atau bersin.
Gejala-gejala pertusis meliputi demam ringan, apnea, muntah, lemas, dan batuk yang disertai suara tarikan napas keras (whooping).

Bila terus dibiarkan, batuk rejan bisa menimbukan komplikasi berupa kejang, napas tersengal-sengal, tekanan darah rendah, hingga pneumonia.

Tetanus adalah kondisi dimana terjadi Infeksi bakteri serius yang menyebabkan kejang otot menyakitkan dan dapat menyebabkan kematian.

Tetanus dapat berpotensi fatal yang mempengaruhi saraf. Vaksin dapat dengan mudah mencegah infeksi, namun belum ada belum ada obatnya. Kondisi ini juga bisa menyebabkan kontraksi otot yang menyakitkan, terutama pada rahang dan leher. 

Tetanus disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan di tanah, debu, dan pupuk kandang, tetanus bisa masuk melalui kulit yang rusak atau terluka. Penyakit ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, seperti kejang, sulit bernapas dan sulit menelan.

Dengan mendapatkan vaksin PPT, anak dapat terlindungi dari ketiga penyakit tersebut. 

Vaksin DPT berisi komponen bakteri difteri, pertusis, dan tetanus yang sudah tidak aktif lagi.
Ini berarti, komponen bakteri tidak lagi dapat menyebabkan penyakit, tetapi justru memicu tubuh untuk menciptakan kekebalan.

Efek Samping 

Efek samping atau dampak yang ditimbulkan setelah pemberian imunisasi juga terkadang beda-beda tergantung bagaimana kondisi sang anak.

Efek samping yang paling banyak terjadi setelah pemberian imunisasi pada anak yaitu demam atau naiknya suhu badan sang anak yang tentu menimbulkan keresahan bagi ibu, karena hal inilah sehingga tidak sedikit orangtua yang tidak ingin melanjutkan pemberian imunisasi pada anaknya dibulan berikutnya, padahal demam merupakan efek samping yang paling normal terjadi pasca imunisasi.  

Oleh karena itu, terkadang ibu disarankan untuk mengompres daerah bekas suntikan atau memandikan anak pasca imunisasi untuk mengurangi atau memperkecil resiko terjadinya demam pasca imunisasi.

Berdasarkan riset yang terbit pada jurnal National Center for Biotechnology Information efek samping lainnya ayng dapat muncul yaitu :
  • Bengkak.
  • Ruam.
  • Nyeri di daerah suntik.
Meski jarang terjadi, ini efek samping yang bisa ditemukan:
  • Kejang.
  • Menangis lama.
  • Episode hipotonik-hiporesponsif, yaitu kekurangan masa otot mendadak, kehilangan kesadaran, dan kulit yang memucat kebiruan.
Segeralah bawa anak ke dokter jika ia mengalami kejang, pingsan, tak berhenti menangis selama tiga jam, dan demam di atas 40 derajat Celcius setelah imunisasi tetapi kasus demikian sangat jarang ditemukan. 

Sumber :

Gambar : pixabay
https://www.kemkes.go.id
Musdalifa Hamzah
Musdalifa Hamzah Blessed mom of 3 awesome kids. From Bulukumba Makassar

Post a Comment for "Jenis, Manfaat dan Efek Samping Imunisasi Pada Bayi 0-12 Bulan "